Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, mengatakan momen kunjungan Presiden SBY ke China, harus bisa meningkatkan posisi tawar Indonesia agar ekspor raw material (bahan mentah) ke China, bisa ditingkatkan menjadi bahan setengah jadi. Sudah saatnya, Raw Material diolah menjadi setengah jadi, lalu dikirim ke China, seperti timah, dan alumunium.
Saat ini China menjadi raja manufaktur dunia. Selain itu, juga memiliki cadangan devisa terbesar, maka menjadi penentu stabilitas moneter dunia. IA menegaskan, RI dan China memiliki hubungan yang saling merapat dan saling membutuhkan. Karenanya, Indonesia harus sebisa mungkin meningkatkan posisi tawarnya terhadap China.
Ade menilai, China sangat memiliki kepentingan terhadap Indonesia. Hal ini terlihat dari keberanian China untuk mendanai sejumlah proyek infrastruktur , khususnya pembangunan proyek listrik 10.000 MW. Untuk proyek ini, sebanyak 90% merupakan investor China. Fakta ini, semakin memantapkan persepsi bahwa China sangat berkepentingan dengan Indonesia.
Beberapa proyek infrastruktur lainnya, investornya juga dari China. Padahal, negara lain, seperti Jepang, menilai Indonesia masih berisiko. Proyek lainnya, proyek Waduk Jati Gede, yang sudah 40 tahun terbengkalai, dan jalan tol Sumedang.
Melihat kondisi saat ini, posisi kedua negara belum sejajar. Untuk itu, Indonesia harus meningkatkan ekspor setengah jadi ke China, dan mengurangi ekspor barang mentah ke China. Sementara China juga harus meningkatkan investasinya ke Indonesia. Ade mengatakan, Selain untuk melobi ekspor barang setengah jadi, SBY juga harus meningkatkan bilateral ekonomi kedua negara.
Presional Muda, Presiden memiki sejumlah agenda selama di China, tangal 26 Oktober esok. Diantaranya, mengunjungi Paviliun Indonesia di Shanghai, menyaksikan 26 penandatangan MoU dibidang pertambangan, infrastruktur, energi, ekonomi kreatif, perikanan dan pertambangan.(MH)
*) Simak Bulettin Trijaya, Senin hingga Jumat jam 21.00 wib di 95,1 Trijaya FM Medan
No comments:
Post a Comment