Lembaga Moneter Internasional (International Monetary Fund,IMF) merevisi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia menjadi sebesar 8%. Proyeksi awal ditetapkan April 2010 lalu sebesar 7%. Khusus Indonesia, IMF meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh sesuai prediksi awal yakni 6%.
Direktur IMF untuk Departemen Asia dan Pasifk, Anoop Singh mengatakan, revisi itu disebabkan kondisi perekonomian negara kawasan Asia mengalami ekspansi yang kuat. Ekspansi di Asia melampaui ekspektasi pada paruh pertama tahun ini, yang mendorong IMF merevisi proyeksi pertumbuhan tahun 2010 menjadi 8%.
IMF memaparkan, China dan India diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi, masing-masing 10,5% dan 9,7%. Sedangkan di Indonesia diperkirakan tumbuh 6%. Di Jepang, pertumbuhan saat ini diproyeksikan 2,8%.
Hasil analisis IMF menyebutkan, pertumbuhan ekonomi yang kuat akan membawa berbagai tantangan kebijakan baru. Antara lain, tekanan inflasi yang akan terus meningkat, sementara harga-harga dipasar properti mengalami pertumbuan dengan tingkat dua digit. Arus modal yang masuk dapat menambah tekanan lanjutan terhadap harga-harga dalam negeri.
Anoop mengapresiasi, langkah pembuat kebijakan kawasan Asia, dalam mengendalikan risiko inflasi, dan membatasi meningkatnya kerentanan pada sektor financial. Selain itu, IMF menyarankan perlunya pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut di negara Asia. Caranya, melalui apresiasi nilai tukar yang lebih besar, serta mempercepat penarikan stimulus fiscal, yang diterapkan selama krisis lalu. Apresiasi nilai tukar, merupakan bagian penting dari proses keseimbangan kembali. Perekonomian Asia yang tumbuh kuat, menyebabkan mata uang pun ikut menguat.
Kemudian, IMF juga mengakui untuk mengelola arus modal yang masuk ke kawasan Asia merupakan sebuah tantangan yang sulit. Arus modal yang masuk menawarkan banyak kesempatan, tetapi juga membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas keuangan.(MH/dc)
*) Simak Bulettin Trijaya, Senin hingga Jumat jam 21.00 wib di 95,1 Trijaya FM Medan
No comments:
Post a Comment