Pemerintah optimis dapat mengoperasionalkan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), karena sudah berpengalaman menangani perusahaan itu selama 30 tahun ini.
Menurut Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, Indonesia tidak perlu melanjutkan kerja sama dengan Jepang untuk mengelola perusahaan itu. Pemerintah optimis bisa membayar 58,87% saham milik Jepang di Inalum. Sumber dana diambil dari APBN, atau BUMN yang akan mengambil saham tersebut. Saat ini pemerintah masih menunggu proses audit untuk mengetahui berapa nilai saham yang dikuasai Jepang.
Mustafa mengatakan, pemerintah masih mengkaji peluang BUMN yang bisa mengambil saham Jepang di Inalum itu. Ada beberapa opsi yang mengemuka. Pertama, menunjuk PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau PT PLN. Opsi berikutnya, membentuk BUMN baru untuk mengelola Inalum.
Seperti diketahui, PT Inalum merupakan perusahaan patungan Indonesia dengan Jepang, yang bergerak dalam industri aluminium dengan kapasitas produksi sekitar 230.000-240.000 ton per tahun. Pemerintah Indonesia menguasai 41,13% saham perusahaan itu, sisanya 58,87% dikuasai Jepang.
Mustafa menyebutkan, putusnya kerjasama Indonesia dan Jepang di Inalum, tidak mempengaruhi hubungan kedua negara. Indonesia dan Jepang bisa membuat kerja sama baru untuk proyek lainnya.
*) Simak Bulettin Trijaya, Senin hingga Jumat jam 21.00 wib di 95,1 Trijaya FM Medan.
No comments:
Post a Comment